Ponsel "limbah Jepang" saat ini menjadi salah satu perangkat yang digandrungi oleh para penggemar gawai. Namun, mungkin cukup banyak dari kalian yang masih belum tahu, sebenarnya apakah ponsel limbah Jepang tersebut? Sederhananya, ponsel limbah Jepang adalah ponsel bekas yang diimpor langsung dari Jepang. Ponsel tersebut biasanya merupakan produk-produk bekas pakai yang digunakan oleh para pengguna gawai di Jepang. Beberapa merek ponsel yang biasanya menjadi limbah Jepang antara lain: Sony Xperia, Google Pixel, dan Apple iPhone.
 |
Gambar dari sony.jp. |
Meskipun limbah, namun ponsel-ponsel yang berasal dari limbah Jepang tersebut ternyata menarik sebagian para penggemar gawai di Indonesia. Ada beberapa alasan yang membuat sebagian orang memilih untuk membeli ponsel limbah Jepang ketimbang membeli ponsel baru, diantaranya:
Spesifikasi menggiurkan
Ponsel limbah Jepang biasanya merupakan produk kelas flagship keluaran dua atau tiga tahun ke belakang. Hal ini tentunya membuat ponsel limbah tersebut memiliki spesifikasi tinggi dan mungkin lebih bertenaga jika dibandingkan dengan ponsel kelas midrange keluaran terbaru. Memang secara teknologi atau fitur mungkin sedikit ketinggalan, namun kemampuan yang dimiliki oleh ponsel kelas flagship, terutama di sektor dapur pacu dan kamera, masih bisa bersaing atau bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan membeli ponsel kelas midrange masa kini.
Harga merakyat
Sebelumnya penulis sudah menyebutkan, jika ponsel limbah Jepang terlihat lebih menarik dibandingkan dengan ponsel kelas midrange. Tentu saja kalian sudah bisa menebak maksud dari penulis, yakni perihal harga dari ponsel limbah Jepang itu sendiri. Ya, ponsel limbah Jepang, terutama keluaran Sony, memiliki banderol harga yang bisa dibilang merakyat. Contohnya, untuk Xperia 1 atau 5 di lokapasar daring dijual seharga 2 - 2,5 juta rupiah saja tergantung kondisi. Kedua ponsel yang diluncurkan pada tahun 2019 ini memiliki spesifikasi yang masih menggiurkan, sebut saja chipset Qualcomm Snapdragon 855 dan tiga kamera belakang beresolusi 12 megapiksel. Secara teknis, penawaran ini tentunya lebih menggiurkan jika dibandingkan dengan ponsel kelas midrange yang hanya menggunakan chipset Snapdragon 600 series ataupun MediaTek G series di kelas harga yang sama.
Ikatan hati dengan merek
Tidak dipungkiri, ikatan hati dengan merek atau bahasa kerennya "brand attachment" menjadi salah satu faktor mengapa sebagian dari penggemar gawai di Indonesia memilih untuk membeli ponsel limbah Jepang. Seperti yang kita tahu, penggemar gawai merek Sony atau Google Pixel cukup banyak di Indonesia. Namun kedua merek tersebut sudah tidak atau bahkan tidak sama sekali memasarkan secara resmi produknya di tanah air. Maka dari itu, jalan satu-satunya untuk dapat memiliki gawai dari kedua merek tersebut adalah dengan membelinya secara impor dari luar negeri. Ponsel limbah Jepang menjadi salah satu opsi bagi mereka untuk dapat memiliki gawai dari merek kesayangan.
Comments
Post a Comment