Pengguna Smartphone Habiskan 133 Juta Dolar AS untuk Belanja Aplikasi
Seiring dengan pertumbuhan pengguna smartphone yang terus meningkat tiap tahunnya, nampaknya berdampak positif dengan keuntungan yang diraih para pengembang aplikasi mobile. Hal ini terlihat dari laporan yang diterbitkan oleh SensorTower, sebuah lembaga riset dari San Francisco. Baru-baru ini, mereka menerbitkan laporan yang menyebutkan pengguna smartphone dunia diperkirakan menghabiskan yang hingga 133 juta dolar AS untuk belanja di Apple App Store dan Google Play. Belanja yang dimaksud adalah pembelian secara in-app, biaya langganan, ataupun pembelian aplikasi premium.
Angka tersebut disebut naik 19,7% jika dibandingkan dengan periode sebelumnya secara year-on-year. Bisa dibilang, peningkatannya masih stabil dari tahun 2019, dimana pada periode tersebut meningkat hingga 21%. Dari peningkatan tersebut, Apple App Store masih berkontribusi lebih besar terhadap porsi belanja aplikasi dengan proyeksi hingga 85,1 juta dolar AS, sedangkan Google Play Store memiliki angka yang lebih rendah di 47,9 juta dolar AS. Namun yang perlu menjadi catatan, pada peningkatan secara year-on-year Google Play Store meningkat lebih tinggi jika dibandingkan periode sebelumnya, dengan peningkatan hingga 23,5%, dibandingkan dengan Apple App Store yang hanya 17,7%.
TikTok masih menjadi pemuncak klasmen yang mendapatkan pendapatan tertinggi secara keseluruhan dengan pendapatan hingga 2 milyar dolar AS dari 11 bulan pertama di 2021. Hal ini juga membuat aplikasi asal Tiongkok tersebut memuncaki klasmen pendapatan tertinggi versi Apple App Store. Sedangkan untuk Google Play Store sendiri, aplikasi Google One menjadi aplikasi dengan pendapatan tertinggi hingga 1 milyar dolar AS.
Jika melihat dari data di atas, aplikasi hiburan masih memenuhi klasmen 10 teratas dalam hal pendapatan. Selain TikTok dan Google One, layanan video streaming seperti YouTube, Disney+, iQIYI, dan HBO Max masuk ke dalam klasmen tersebut. Aplikasi online dating Tinder juga menyelip di peringkat empat. Satu hal yang menarik, aplikasi video streaming favorit warganet di Indonesia, Netflix, tidak masuk ke dalam klasmen 10 besar pada klasmen pendapatan secara keseluruhan maupun Google Play. Kira-kira kenapa ya?
Comments
Post a Comment